Selasa, 15 November 2016

Simple Present Tense & Simple Past Tense

·       Simple Present Tense
1.    (+) Maria eats many vegetables everyday
(-)  Maria doesn’t eat many vegetables everyday
(?) Does Maria eat many vegetables everday?

2.    (+) She writes a letter to her sometimes
(-)  She doesn’t write a letter to her sometimes
(?) Does she write a letter to her sometimes?

3.    (+) Jenny looks so perfect wear those rings
(-)  Jenny doesn’t look perfect wear those rings
(?) Does  Jenny look so perfect wear those rings?

4.    (+) Angel borrows book in library every month
(-)  Angel doesn’t borrow book in library every month
(?) Does Angel borrow book in library every month?

·       Simple Past Tense
1.    (+) Harry looked so sad
(-)  Harry didn’t look so sad
(?) Did Harry look so sad?

2.    (+) They finished it in exact time
(-)  They didn’t finish it in exact time
(?) Did They  finish it in exact time?

3.    (+) We watched movie “Beauty and the Beats” yesterday
(-)  We didn’t watch movie “Beauty and the Beats” yesterday
(?) Did we watch movie “Beauty and the Beats” yesterday?

4.    (+) She were able to swim
(-)  She didn’t were able to swim
(?) did she were able to swim?

Engagement of Podomoro Land Corporation about Go Green Building Concept

PT. PODOMORO LAND
JL. Melati No. 14 Depok
Phone: (021)xxxxx

Depok, 19th October 2016

Term : Offer Of Cooperation
Lamp : -

To,
Designation. General Manager Indah
PT.  Properti
Jl. Melati No. 09
Depok

With respect,
We of the PT. Podomoro Land in this case intends to offering as cooperate with PT. Properti is offering to become a bulding company in our projects whose concepts form : “GO GREEN”
Our destination offers building projects “GO GREEN” concept is to harness the energy and natural resources efficiently and optimally. This concept is more responsible to the environment, have a hight level of taste between the structure with the environment.

We hope that this offer can proceed in a form of cooperation that benefits both parties. If interested, we are ready to make presentations and conduct further discussion, at :
Date      : 30th October 2016
Place     : PT. Podomoro Land
Time      : Sunday, November 24th 2016

Thus we submit the offer letter, delivered thank you for your attention.

Nb : We will be waiting for the reply from the leadership of the company’s PT. Properti slowest 10 days after this letter accepted.

Sincerely,
PT. Podomoro Land


Yessi
Secretary




Sabtu, 12 November 2016

Paragraf Deduktif dan Paragraf Induktif

·         Paragraf Deduktif :
Ali merupakan seorang artis yang mukti talenta. Selain menjadi actor dalam film, Ali juga sering mondar-mandir di sinetron salah satu stasiun swasta. Bakat keartisannya kini  mulai merambah dunia tarik suara. Selain menyanyi solo, Ali juga berbakat dalam menyanyi duet dan menjadi vokalis band. Kini Ali mulai mencoba dunia model.
·         Paragraf Induktif :
Dari Kabupaten Gunung Kidul menuju tempat wisata pantai wedi ombo kita dapat menikmati ombak dipantai ini tergolong besar dengan ketinggian hingga 3-4 meter. Banyaknya berupa guguran batu karang yang kokoh di sejumlah spot. Sampai di area pantai ,kita dapat menikmati hamparan pasir putih yang bersih serta panorama pantainya yang unik dan berkesan. Sungguh indah wisata pantai wedi ombo yang alamnya masih asli dan belum terjamah banyak tangan jahil.

Kamis, 10 November 2016

Ciri-Ciri Kalimat Efektif ,Beserta Contohnya

CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF

1.      Kesepadanan
Kespadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat.
a)      Mengandung unsur gramatikal (SPOK)
Contoh:
-          Bagi semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour. (Tidak efektif)
-          Semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegaiatan study tour. (Efektif)
b)      Tidak menjamakkan objek
Contoh:
-          Pembangunan Jalan itu kami dibantu oleh semua warga desa. (Tidak Efekti)
-          Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa. (Efektif)

2.      Kesejajaran
Kesamaan bentuk kata atau imbuhan pada satu kalimat
Contoh :
-          Kakak menyingkirkan batu itu dengan didorongnya ke pinggir jalan. (Tidak efeltif)
-          Kakak menyingkirkan batu itu dengan mendorongnya ke pinggir jalan. (Efektif)

3.      Ketegasan
Memberikan penegasan dalam suatu kalimat, dengan cara :
a)      Meletakan kata kunci di awal kalimat
Contoh:
-          Sudah saya baca buku itu. (Tidak efektif)
-          Buku itu sudah saya baca. (Efektif)
b)      Mengurutkan kata secara bertahap.
Contoh:
-          Pertemuan itu dihadiri oleh menteri pendidikan, gubernur dan presiden. (Tidak efektif)
-          Pertemuan itu dihadiri oleh presiden, menteri pendidikan dan gubernur. (Efektif)

4.      Kehematan
Tidak menggunakan kata frasa yang tidak perlu digunakan.
Contoh:
-          Saya tidak suka buah apel dan saya tidak suka duren. (Tidak efektif)
-          Saya tidak suka buah apel dan duren. (Efektif)

5.      Kecermatan
Tidak menimbulkan makna ganda / ambigu
Contoh:
-          Guru baru pergi ke ruang guru. (Tidak efektif)
-          Guru yang baru pergi ke ruang guru. (Efektif)

6.      Kepaduan
Tidak bertele-tele dan langsung pada inti kalimat.
Contoh:
-          Budi membicaran tentang pengalaman liburannya. (Tidak efektif)
-          Budi membicarak pengalaman liburannya. (Efekti)

7.      Kelogisan
Unsur-unsur dalam kalimat harus berdasarkan logika dan nyata.
Contoh:
-          Waktu dan tempat kami persilahkan!     (Tidak efektif)
-       Bapak kepala sekolah kami persilahkan! (Efekti)

Sabtu, 29 Oktober 2016

RAGAM BAHASA INDONESIA

Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya.

Ragam Bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
1.      Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media
Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri :
1)      Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.

Ciri-ciri ragam lisan:
a)      Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b)      Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c)     Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
d)     Berlangsung cepat;
e)      Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f)       Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g)      Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi

Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.

2)      Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

Ciri-ciri ragam tulis :
a)      Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
b)      Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
c)      Harus memperhatikan unsur gramatikal;
d)     Berlangsung lambat
e)      Selalu memakai alat bantu;
f)       Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
g)    Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.

Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.

2.      Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi
Berdasarkan situasi pemakainnya, ragam bahasa dapat dibagi menjadi 3 yakni ragam formal, ragam semi formal, dan ragam non-formal.

1)      Ragam Formal.
Ragam formal digunakan dalam situasi resmi. Bentuk ragam ini (atau disebut juga ragam baku) yaitu ragam yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan. Beberapa contoh keperluan dan kegiatan sehari-hari yang menggunakan ragam fomal:
a)      Komunikasiresmi
b)      Wacanateknis
c)      Pembicaraan di depankhalayakramai
d)     Pembicaraandengan orang yang dihormati

2)      Ragam Semi Formal
Jenis ragam ini memiliki ciri mengikuti kaidah dan aturan yang tetap tetapi tidak secara konsisten dilakukan pada saat tertentu. Sebagai contoh yaitu bahasa jurnalistik, dimana biasanya pembaca berita membacakan beritanya tidak selalu dengan kata-kata yang baku, melainkan terkadang ditengah kata-kata baku yang mereka ucapkan terselip kata-kata yang biasa kita ucapkan sehari-hari (bahasa santai).

3)      Ragam bahasa tidak resmi (Non-formal)
Menggunakan kata baku, dan tidak memiliki kaidah atau aturan yang tetap. Karena bahasa yang mereka gunakan sehari-hari.

Contohnya ketika kita berbicara dengan teman.

4)      Ragam Bahasa Akrab
Penggunaan kalimat-kalimat pendek merupakan ciri ragam bahasa akrab. Kalimat-kalimat pendek ini menjadi bermakna karena didukung oleh bahasa nonverbal seperti anggukan kepala , gerakan kaki dan tangan tangan,atau ekspresi wajah.

5)      Ragam Bahasa konsultasi
Ketika kita mengunjunggi seorang dokter, ragam bahasa yang kita gunakan adalah ragam bahasa resmi. Namun, dengan berjalannya waktu terjadi alih kode. Bukan bahasa resmi yang digunakan, melainkan bahasa santai. Itulah ragam bahasa konsultasi.

Sumber :
https://she2008.wordpress.com/2010/10/04/ragam-bahasa/



Selasa, 21 Juni 2016

Kebangkrutan (Failed)

Terdapat beberapa pengertian kebangkrutan. Kebangkrutan (Bankruptcy) biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba, Supardi dan Mastuti(2003). Sedangkan menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1998, kebangkrutan adalah keadaan dimana suatu institusi dinyatakan oleh keputusan pengadilan bila debitur memiliki dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih.
Kebangkrutan sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti, Martin et.al (1995):
·         Kegagalan ekonomi (economic failure)
Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan Universitas Sumatera Utaraperusahaan tidak menutup biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jatuh di bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan dapat juga berarti bahwa pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan.

·         Kegagalan keuangan (financial failure)
Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk:
1.      Insolvensi teknis (technical insolvency). Perusahaan dapat dianggap gagal jika perusahaan, tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Walaupun total aktiva melebihi total utang atau terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi dalam ketentuan hutangnya seperti rasio aktiva lancar terhadap utang lancar yang telah ditetapkan atau rasio kekayaan bersih terhadap total aktiva yang disyaratkan. Insolvensi teknis juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk memenuhi pembayaran bunga pembayaran kembali pokok pada tangga tertentu.
2.      Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan. Dalam pengertian ini kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.

6 Faktor yang Membuat Perusahaan Bangkrut, 

Tidak sedikit perusahaan yang yang baru berjalan beberapa tahun tiba-tiba gulung tikar karena mengalami kebangkrutan. Tidak jarang juga ada perusahaan besar yang tanda diduga mengalami kebangkrutan. Tentu saja Anda sebagai pengusaha tidak ingin mengalami hal yang sama. Untuk mencegah hal ini, ada beberapa faktor yang membuat perusahaan bangkrut yang harus Anda perhatikan. Faktor-faktornya antara lain :
1. Tidak mampu menangkap kebutuhan konsumen
Tidak mampu menangkap kebutuhan konsumen mungkin merupakan salah satu faktor yang jika diabaikan dapat berakibat fatal. Seperti yang kita tahu, banyak yang berpendapat bahwa konsumen adalah raja. Perumpamaan ini tentu saja tidak dibuat tanpa alasan. Sebagai sebuah perusahaan, tujuan yang harus dicapai selain tentunya mendapatkan keuntungan adalah melayani para konsumen. Kita harus memanjakan konsumen dengan cara mengetahui kebutuhannya, melayani konsumen sebaik-baiknya, mendengarkan aspirasi, kritik, dan sarannya, serta terus mengembangkan dan mencari cara untuk membuat konsumen menjadi setia dengan produk kita. Apabila melewatkan satu langkah saja, konsumen bisa jadi berhenti menggunakan produk dari Anda. Sekali saja melakukan kesalahan seperti tidak dapat menangkap kebutuhan konsumen, hal ini akan menjadi keuntungan bagi perusahaan kompetitor Anda karena kemungkinan besar konsumen akan pergi dan beralih ke perusahaan lain. Jadi, daripada harus melihat konsumen pergi ke lain pihak, lebih baik Anda melakukan usaha terbaik demi mempertahankan konsumen, terutama yang sudah menjadi pelanggan setia.
2. Terlalu fokus pada pengembangan produk
Fokus terhadap pengembangan produk merupakan hal yang baik dan harus dipertahankan, namun apa jadinya jika Anda terlalu fokus terhadap hal tersebut? Poin nomor satu di atas (tidak mampu menangkap kebutuhan konsumen) merupakan salah satu akibatnya. Anda juga akan kehilangan kepekaan terhadap apa yang terjadi di dalam perusahaan, situasi di luar, dan lain-lain. Ketika terlalu berfokus pada satu hal, kemungkinan besar Anda akan mengenyampingkan hal-hal lainnya dan hal ini akan membahayakan perusahaan. Ketika terlalu fokus untuk mengembangkan produk-produk, Anda bisa saja melewatkan banyak hal. Mungkin Anda tidak akan tahu apabila ada karyawan yang sering tidak masuk kerja tanpa alasan yang kuat dan jelas atau tidak mengerjakan tugasnya dengan baik. Bisa jadi Anda juga tidak tahu apabila orang-orang tertentu di perusahaan Anda melakukan korupsi atau kegiatan lain yang dapat merugikan perusahaan. Dalam keadaan seperti ini, Anda akan seperti kehilangan kontrol terhadap perusahaan. Selain timbulnya masalah-masalah yang bersumber dari dalam perusahaan, bisa saja muncul masalah lain dari luar seperti harga dolar yang naik dan tidak memperhatikan atau hilangnya konsumen-konsumen Anda yang ternyata beralih ke perusahaan lain.
3. Ketakutan yang berlebihan
Ketakutan akan bangkrut, ketakutan akan rugi, ketakutan akan tidak dapatnya melayani konsumen, ketakutan akan  ketidakmampuan mengatasi masalah yang terjadi, semuanya itu wajar asal masih dalam porsinya masing-masing. Rasa takut akan membuat Anda menjadi lebih siaga dan bersikap prefentif. Namun, apabila ketakutan itu sudah melebihi batas normal, Anda harus mulai waspada karena ketakutan akan membawa kehancuran itu sendiri.  Ketika takut secara berlebihan, Anda juga akan menjadi ragu untuk mengambil resiko dan akibatnya Anda akan membuang semua kesempatan yang  pada awalnya terlihat di depan mata. Anda akan menjadi pesimis dan hanya melihat sisi negatif dari hal-hal yang ada. Anda akan lebih sering mempertimbangkan resiko daripada melihat seberapa besar peluang yang ada. Hal ini tentu berbahaya karena kebanyakan kesempatan tidak datang dua kali. Anda juga dapat menjadi orang yang dipertanyakan kredibilitasnya apabila terus terjebak di dalam ketakutan yang berlebihan. Bahkan, Anda bisa saja tanpa sadar membuat peraturan-peraturan aneh untuk pegawai-pegawai yang sebenarnya tidak perlu. Hal seperti ini akan membuat pegawai tidak lagi segan dan hormat kepada Anda. Apabila Anda masih tidak bisa mengatasi rasa takut yang berlebihan itu, mungkin lebih baik berhenti menjadi pengusaha dan mencari orang lain yang dapat mengisi posisi Anda tersebut.
4. Berhenti melakukan inovasi
Apakah Anda pernah mendengar bagaimana Kodak, perusahaan yang menjadi pelopor kamera di Amerika Serikat, jatuh bangkrut? Perusahaan legendaris ini mengajukan perlindungan pailit sebagai akibat tidak mampunya mengikuti era digital. Kodak tidak lagi bisa menarik perhatian konsumennya karena kalah dengan perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi kamera digital. Ironis, bukan? Anda, sebagai seorang pengusaha, tentu tidak perlu mengalami hal yang sama. Inovasi merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap pengusaha. Tanpa inovasi, produk-produk yang dijual lama kelamaan akan menjadi membosankan bagi masyarakat yang menjadi target pasar Anda. Perusahaan-perusahaan besar, mulai dari perusahaan mobil, minuman, makanan, hingga barang elektronik secara rutin melakukan inovasi dan menghasilkan produk-produk baru. Produk baru akan selalu mengundang perhatian dan minat dari konsumen di luar sana. Apabila perusahaan bergerak di bidang jasa, Anda tetap dapat melakukan inovasi seperti menambah pilihan-pilihan pelayanan yang dapat membuat konsumen merasa senang.
5. Kurang mengamati pergerakan kompetitor
Kurang mengamati pergerakan dari kompetitor akan menyebabkan Anda kalah bersaing dan tertinggal jauh di belakang. Anda harus tetap memperhatikan langkah-langkah yang dilakukan oleh kompetitor. Apabila kompetitor meluncurkan berbagai strategi marketing yang ternyata sukses besar, Anda tidak boleh kalah. Anda harus segera menyusun strategi baru yang dapat membuat perhatian konsumen kembali beralih kepada perusahaan Anda. Dengan begitu, paling tidak posisi Anda akan seimbang dengan kompetitor. Namun, bayangkan apabila Anda lengah dan tidak mengamati segala bentuk pergerakan kompetitor? Anda akan seperti ketinggalan zaman. Anda hanya akan jalan di tempat sementara kompetitor sudah berlari meninggalkan garis start.
6. Harga yang terlalu mahal 
Beberapa orang percaya bahwa harga yang mahal akan membuat produk Anda tampak lebih bagus dan lebih mewah dari aslinya. Memang, apalagi jika kualitas barang Anda memang bagus dan barang sudah memiliki merek yang dikenal dunia. Namun, apa jadinya jika ada perusahaan baru yang mengeluarkan produk yang mirip dengan barang Anda dan menjualnya jauh lebih murah? Beberapa konsumen kaya memang mungkin akan tetap memilih barang Anda karena harganya yang mahal menjadi kebanggaan sendiri bagi mereka, namun ketika Anda hanya diminati oleh konsumen-konsumen tingkat menengah ke atas, kompetitor Anda telah menarik perhatian semua kalangan, dari kalangan menengah ke bawah hingga menengah ke atas. Mungkin saja Anda tidak bangkrut, namun pendapatan akan menurun secara drastis.

Cara Entrepreneur Dunia Bangkit Dari Kebangkrutan
1.     Mengevaluasi dan Mengoptimalkan Alokasi Dana Pada Produk Unggulan Anda
Jika perusahaan Anda mampu memproduksi banyak produk barang atau jasa, ada baiknya saat tanda-tanda kolaps muncul, mulailah mengevaluasi produk-produk Anda tadi. Anda bisa menggunakan analisis SWOT untuk mengevaluasi daya jual dan minat masyarakat terhadap produk-produk Anda.
Setelah melakukan evaluasi, Anda dapat mulai mengatasi kejatuhan ekonomi perusahaan Anda dengan menyalurkan dana pada produk Anda yang menarik minat konsumen dan banyak menghasilkan keuntungan.

2.     Manfaatkan dan Minta Bantuan Keluarga
Saat para investor dan kreditor mulai meninggalkan Anda, ada satu pihak penyokong dana lain yang dapat menyelamatkan Anda dari kebangkrutan. Keluarga dan teman dekat Anda sendiri.
Jika Anda sudah mulai kesulitan mencari bantuan dana untuk membantu menutupi biaya operasional usaha Anda, Anda bisa meminta bantuan sanak saudara.
Setidaknya hubungan emosional yang kuat akan membantu Anda meyakinkan mereka untuk sedikit membantu secara finansial
Membayar kepercayaan mereka yang telah membantu juga akan menjadi dorongan emosional bagi Anda untuk segera bangkit dan membuat keluarga yang membantu bangga.

3.      Memanfaatkan Bantuan Dana Usaha Daerah
Jika cara diatas mulai dirasa tidak memungkinkan atau tidak mencukupi, Anda dapat melakukan sedikit improvisasi dengan mencari dana bantuan usaha dari pemerintah daerah. Dalam rangka mensukseskan program Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA 2015 lalu, pemerintah memberikan bantuan dana bagi usaha Anda. Untuk mendapatkan bantuan dana dari pemerintah untuk menjaga usaha Anda dari kolaps saat tanda-tanda kebangkrutan muncul, Anda harus mulai mensurvei kemungkinan dan prosedur untuk mendapatkan bantuan dana dari daerah. Anda harus mulai mencari relasi di pemerintahan daerah untuk mendapat cara termudah dan terbaik memperoleh bantuan dana dengan cara ini. Tentunya, jaga diri dan hati, Jangan sampai Anda terjebak kasus korupsi oknum pemerintahan yang memanfaatkan kebutuhan Anda akan dana.

Cara Entrepreneur Dunia Bangkit Dari Kebangkrutan
1.     Mengevaluasi dan Mengoptimalkan Alokasi Dana Pada Produk Unggulan Anda
Jika perusahaan Anda mampu memproduksi banyak produk barang atau jasa, ada baiknya saat tanda-tanda kolaps muncul, mulailah mengevaluasi produk-produk Anda tadi. Anda bisa menggunakan analisis SWOT untuk mengevaluasi daya jual dan minat masyarakat terhadap produk-produk Anda.
Setelah melakukan evaluasi, Anda dapat mulai mengatasi kejatuhan ekonomi perusahaan Anda dengan menyalurkan dana pada produk Anda yang menarik minat konsumen dan banyak menghasilkan keuntungan.

2.     Manfaatkan dan Minta Bantuan Keluarga
Saat para investor dan kreditor mulai meninggalkan Anda, ada satu pihak penyokong dana lain yang dapat menyelamatkan Anda dari kebangkrutan. Keluarga dan teman dekat Anda sendiri.
Jika Anda sudah mulai kesulitan mencari bantuan dana untuk membantu menutupi biaya operasional usaha Anda, Anda bisa meminta bantuan sanak saudara.
Setidaknya hubungan emosional yang kuat akan membantu Anda meyakinkan mereka untuk sedikit membantu secara finansial.
Membayar kepercayaan mereka yang telah membantu juga akan menjadi dorongan emosional bagi Anda untuk segera bangkit dan membuat keluarga yang membantu bangga.

3.      Memanfaatkan Bantuan Dana Usaha Daerah
Jika cara diatas mulai dirasa tidak memungkinkan atau tidak mencukupi, Anda dapat melakukan sedikit improvisasi dengan mencari dana bantuan usaha dari pemerintah daerah. Dalam rangka mensukseskan program Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA 2015 lalu, pemerintah memberikan bantuan dana bagi usaha Anda.
Untuk mendapatkan bantuan dana dari pemerintah untuk menjaga usaha Anda dari kolaps saat tanda-tanda kebangkrutan muncul, Anda harus mulai mensurvei kemungkinan dan prosedur untuk mendapatkan bantuan dana dari daerah.
Anda harus mulai mencari relasi di pemerintahan daerah untuk mendapat cara termudah dan terbaik memperoleh bantuan dana dengan cara ini. Tentunya, jaga diri dan hati, Jangan sampai Anda terjebak kasus korupsi oknum pemerintahan yang memanfaatkan kebutuhan Anda akan dana.

SUMBER :

Job Interview Question

Yessi    : Good Morning Nurul   : Good Morning, please take a sit Yessi    : Yes , Thank you Nurul   : What is your name? Yessi    ...