Terdapat beberapa pengertian kebangkrutan. Kebangkrutan
(Bankruptcy) biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan
operasi perusahaan untuk menghasilkan laba, Supardi dan Mastuti(2003).
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1998, kebangkrutan adalah keadaan
dimana suatu institusi dinyatakan oleh keputusan pengadilan bila debitur
memiliki dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang
telah jatuh tempo dan dapat ditagih.
Kebangkrutan sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti,
Martin et.al (1995):
·
Kegagalan
ekonomi (economic failure)
Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan
kehilangan uang atau pendapatan Universitas Sumatera Utaraperusahaan tidak
menutup biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya
modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban.
Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jatuh di
bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan dapat juga berarti bahwa
pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya
modal perusahaan.
·
Kegagalan
keuangan (financial failure)
Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan
antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua
bentuk:
1. Insolvensi teknis (technical
insolvency). Perusahaan dapat dianggap gagal jika perusahaan, tidak dapat
memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Walaupun total aktiva melebihi total
utang atau terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih
kondisi dalam ketentuan hutangnya seperti rasio aktiva lancar terhadap utang
lancar yang telah ditetapkan atau rasio kekayaan bersih terhadap total aktiva
yang disyaratkan. Insolvensi teknis juga terjadi bila arus kas tidak cukup
untuk memenuhi pembayaran bunga pembayaran kembali pokok pada tangga tertentu.
2. Insolvensi dalam pengertian
kebangkrutan. Dalam pengertian ini kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran
sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai sekarang
dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.
6 Faktor yang Membuat
Perusahaan Bangkrut,
Tidak
sedikit perusahaan yang yang baru berjalan beberapa tahun tiba-tiba gulung
tikar karena mengalami kebangkrutan. Tidak jarang juga ada perusahaan besar
yang tanda diduga mengalami kebangkrutan. Tentu saja Anda sebagai pengusaha
tidak ingin mengalami hal yang sama. Untuk mencegah hal ini, ada beberapa
faktor yang membuat perusahaan bangkrut yang harus Anda perhatikan. Faktor-faktornya
antara lain :
1. Tidak mampu
menangkap kebutuhan konsumen
Tidak
mampu menangkap kebutuhan konsumen mungkin merupakan salah satu faktor yang
jika diabaikan dapat berakibat fatal. Seperti yang kita tahu, banyak yang
berpendapat bahwa konsumen adalah raja. Perumpamaan ini tentu saja tidak dibuat
tanpa alasan. Sebagai sebuah perusahaan, tujuan yang harus dicapai selain
tentunya mendapatkan keuntungan adalah melayani para konsumen. Kita harus
memanjakan konsumen dengan cara mengetahui kebutuhannya, melayani konsumen
sebaik-baiknya, mendengarkan aspirasi, kritik, dan sarannya, serta terus
mengembangkan dan mencari cara untuk membuat konsumen menjadi setia dengan
produk kita. Apabila melewatkan satu langkah saja, konsumen bisa jadi berhenti
menggunakan produk dari Anda. Sekali saja melakukan kesalahan seperti tidak
dapat menangkap kebutuhan konsumen, hal ini akan menjadi keuntungan bagi
perusahaan kompetitor Anda karena kemungkinan besar konsumen akan pergi dan
beralih ke perusahaan lain. Jadi, daripada harus melihat konsumen pergi ke lain
pihak, lebih baik Anda melakukan usaha terbaik demi mempertahankan konsumen,
terutama yang sudah menjadi pelanggan setia.
2. Terlalu fokus
pada pengembangan produk
Fokus
terhadap pengembangan produk merupakan hal yang baik dan harus dipertahankan,
namun apa jadinya jika Anda terlalu fokus terhadap hal tersebut? Poin nomor
satu di atas (tidak mampu menangkap kebutuhan konsumen) merupakan salah satu
akibatnya. Anda juga akan kehilangan kepekaan terhadap apa yang terjadi di
dalam perusahaan, situasi di luar, dan lain-lain. Ketika terlalu berfokus pada
satu hal, kemungkinan besar Anda akan mengenyampingkan hal-hal lainnya dan hal
ini akan membahayakan perusahaan. Ketika terlalu fokus untuk mengembangkan
produk-produk, Anda bisa saja melewatkan banyak hal. Mungkin Anda tidak akan
tahu apabila ada karyawan yang sering tidak masuk kerja tanpa alasan yang kuat
dan jelas atau tidak mengerjakan tugasnya dengan baik. Bisa jadi Anda juga
tidak tahu apabila orang-orang tertentu di perusahaan Anda melakukan korupsi
atau kegiatan lain yang dapat merugikan perusahaan. Dalam keadaan seperti ini,
Anda akan seperti kehilangan kontrol terhadap perusahaan. Selain timbulnya
masalah-masalah yang bersumber dari dalam perusahaan, bisa saja muncul masalah
lain dari luar seperti harga dolar yang naik dan tidak memperhatikan atau
hilangnya konsumen-konsumen Anda yang ternyata beralih ke perusahaan lain.
3. Ketakutan yang
berlebihan
Ketakutan
akan bangkrut, ketakutan akan rugi, ketakutan akan tidak dapatnya melayani
konsumen, ketakutan akan ketidakmampuan mengatasi masalah yang terjadi,
semuanya itu wajar asal masih dalam porsinya masing-masing. Rasa takut akan
membuat Anda menjadi lebih siaga dan bersikap prefentif. Namun, apabila
ketakutan itu sudah melebihi batas normal, Anda harus mulai waspada karena ketakutan
akan membawa kehancuran itu sendiri. Ketika takut secara berlebihan, Anda
juga akan menjadi ragu untuk mengambil resiko dan akibatnya Anda akan membuang
semua kesempatan yang pada awalnya terlihat di depan mata. Anda akan
menjadi pesimis dan hanya melihat sisi negatif dari hal-hal yang ada. Anda akan
lebih sering mempertimbangkan resiko daripada melihat seberapa besar peluang
yang ada. Hal ini tentu berbahaya karena kebanyakan kesempatan tidak datang dua
kali. Anda juga dapat menjadi orang yang dipertanyakan kredibilitasnya apabila
terus terjebak di dalam ketakutan yang berlebihan. Bahkan, Anda bisa saja tanpa
sadar membuat peraturan-peraturan aneh untuk pegawai-pegawai yang sebenarnya
tidak perlu. Hal seperti ini akan membuat pegawai tidak lagi segan dan hormat
kepada Anda. Apabila Anda masih tidak bisa mengatasi rasa takut yang berlebihan
itu, mungkin lebih baik berhenti menjadi pengusaha dan mencari orang lain yang
dapat mengisi posisi Anda tersebut.
4. Berhenti
melakukan inovasi
Apakah
Anda pernah mendengar bagaimana Kodak, perusahaan yang menjadi pelopor kamera
di Amerika Serikat, jatuh bangkrut? Perusahaan legendaris ini mengajukan
perlindungan pailit sebagai akibat tidak mampunya mengikuti era digital. Kodak
tidak lagi bisa menarik perhatian konsumennya karena kalah dengan
perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi kamera digital. Ironis, bukan?
Anda, sebagai seorang pengusaha, tentu tidak perlu mengalami hal yang sama.
Inovasi merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap pengusaha. Tanpa
inovasi, produk-produk yang dijual lama kelamaan akan menjadi membosankan bagi
masyarakat yang menjadi target pasar Anda. Perusahaan-perusahaan besar, mulai
dari perusahaan mobil, minuman, makanan, hingga barang elektronik secara rutin
melakukan inovasi dan menghasilkan produk-produk baru. Produk baru akan selalu
mengundang perhatian dan minat dari konsumen di luar sana. Apabila perusahaan
bergerak di bidang jasa, Anda tetap dapat melakukan inovasi seperti menambah
pilihan-pilihan pelayanan yang dapat membuat konsumen merasa senang.
5. Kurang
mengamati pergerakan kompetitor
Kurang
mengamati pergerakan dari kompetitor akan menyebabkan Anda kalah bersaing dan
tertinggal jauh di belakang. Anda harus tetap memperhatikan langkah-langkah
yang dilakukan oleh kompetitor. Apabila kompetitor meluncurkan berbagai
strategi marketing yang ternyata sukses besar, Anda tidak boleh kalah. Anda
harus segera menyusun strategi baru yang dapat membuat perhatian konsumen
kembali beralih kepada perusahaan Anda. Dengan begitu, paling tidak posisi Anda
akan seimbang dengan kompetitor. Namun, bayangkan apabila Anda lengah dan tidak
mengamati segala bentuk pergerakan kompetitor? Anda akan seperti ketinggalan
zaman. Anda hanya akan jalan di tempat sementara kompetitor sudah berlari
meninggalkan garis start.
6. Harga yang
terlalu mahal
Beberapa
orang percaya bahwa harga yang mahal akan membuat produk Anda tampak lebih
bagus dan lebih mewah dari aslinya. Memang, apalagi jika kualitas barang Anda
memang bagus dan barang sudah memiliki merek yang dikenal dunia. Namun, apa
jadinya jika ada perusahaan baru yang mengeluarkan produk yang mirip dengan
barang Anda dan menjualnya jauh lebih murah? Beberapa konsumen kaya memang
mungkin akan tetap memilih barang Anda karena harganya yang mahal menjadi
kebanggaan sendiri bagi mereka, namun ketika Anda hanya diminati oleh
konsumen-konsumen tingkat menengah ke atas, kompetitor Anda telah menarik
perhatian semua kalangan, dari kalangan menengah ke bawah hingga menengah ke
atas. Mungkin saja Anda tidak bangkrut, namun pendapatan akan menurun secara
drastis.
Cara Entrepreneur Dunia Bangkit
Dari Kebangkrutan
1.
Mengevaluasi dan Mengoptimalkan
Alokasi Dana Pada Produk Unggulan Anda
Jika perusahaan Anda
mampu memproduksi banyak produk barang atau jasa, ada baiknya saat tanda-tanda
kolaps muncul, mulailah mengevaluasi produk-produk Anda tadi. Anda bisa
menggunakan analisis SWOT untuk mengevaluasi daya jual dan minat masyarakat
terhadap produk-produk Anda.
Setelah melakukan
evaluasi, Anda dapat mulai mengatasi kejatuhan ekonomi perusahaan Anda dengan
menyalurkan dana pada produk Anda yang menarik minat konsumen dan banyak
menghasilkan keuntungan.
2.
Manfaatkan dan Minta Bantuan
Keluarga
Saat para investor dan
kreditor mulai meninggalkan Anda, ada satu pihak penyokong dana lain yang dapat
menyelamatkan Anda dari kebangkrutan. Keluarga dan teman dekat Anda
sendiri.
Jika Anda sudah mulai kesulitan mencari
bantuan dana untuk membantu menutupi biaya operasional usaha Anda, Anda bisa
meminta bantuan sanak saudara.
Setidaknya hubungan emosional yang kuat
akan membantu Anda meyakinkan mereka untuk sedikit membantu secara finansial
Membayar kepercayaan mereka yang telah
membantu juga akan menjadi dorongan emosional bagi Anda untuk segera bangkit
dan membuat keluarga yang membantu bangga.
3. Memanfaatkan
Bantuan Dana Usaha Daerah
Jika
cara diatas mulai dirasa tidak memungkinkan atau tidak mencukupi, Anda dapat
melakukan sedikit improvisasi dengan mencari dana bantuan usaha dari pemerintah
daerah. Dalam rangka mensukseskan program Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA
2015 lalu, pemerintah memberikan bantuan dana bagi usaha Anda. Untuk
mendapatkan bantuan dana dari pemerintah untuk menjaga usaha Anda dari kolaps
saat tanda-tanda kebangkrutan muncul, Anda harus mulai mensurvei kemungkinan
dan prosedur untuk mendapatkan bantuan dana dari daerah. Anda harus mulai
mencari relasi di pemerintahan daerah untuk mendapat
cara termudah dan terbaik memperoleh bantuan dana dengan cara ini. Tentunya,
jaga diri dan hati, Jangan sampai Anda terjebak kasus korupsi oknum
pemerintahan yang memanfaatkan kebutuhan Anda akan dana.
Cara
Entrepreneur Dunia Bangkit Dari Kebangkrutan
1.
Mengevaluasi dan Mengoptimalkan
Alokasi Dana Pada Produk Unggulan Anda
Jika
perusahaan Anda mampu memproduksi banyak produk barang atau jasa, ada baiknya
saat tanda-tanda kolaps muncul, mulailah mengevaluasi produk-produk Anda tadi.
Anda bisa menggunakan analisis SWOT untuk mengevaluasi daya jual dan minat
masyarakat terhadap produk-produk Anda.
Setelah
melakukan evaluasi, Anda dapat mulai mengatasi kejatuhan ekonomi perusahaan Anda
dengan menyalurkan dana pada produk Anda yang menarik minat konsumen dan banyak
menghasilkan keuntungan.
2.
Manfaatkan dan Minta Bantuan
Keluarga
Saat
para investor dan kreditor mulai meninggalkan Anda, ada satu pihak penyokong
dana lain yang dapat menyelamatkan Anda dari kebangkrutan. Keluarga dan
teman dekat Anda sendiri.
Jika
Anda sudah mulai kesulitan mencari bantuan dana untuk membantu menutupi biaya
operasional usaha Anda, Anda bisa meminta bantuan sanak saudara.
Setidaknya
hubungan emosional yang kuat akan membantu Anda meyakinkan mereka untuk sedikit
membantu secara finansial.
Membayar
kepercayaan mereka yang telah membantu juga akan menjadi dorongan emosional
bagi Anda untuk segera bangkit dan membuat keluarga yang membantu bangga.
3.
Memanfaatkan Bantuan
Dana Usaha Daerah
Jika cara diatas mulai
dirasa tidak memungkinkan atau tidak mencukupi, Anda dapat melakukan sedikit
improvisasi dengan mencari dana bantuan usaha dari pemerintah daerah. Dalam
rangka mensukseskan program Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA 2015 lalu,
pemerintah memberikan bantuan dana bagi usaha Anda.
Untuk mendapatkan
bantuan dana dari pemerintah untuk menjaga usaha Anda dari kolaps saat
tanda-tanda kebangkrutan muncul, Anda harus mulai mensurvei kemungkinan dan
prosedur untuk mendapatkan bantuan dana dari daerah.
Anda harus mulai
mencari relasi di pemerintahan daerah untuk
mendapat cara termudah dan terbaik memperoleh bantuan dana dengan cara ini. Tentunya,
jaga diri dan hati, Jangan sampai Anda terjebak kasus korupsi oknum
pemerintahan yang memanfaatkan kebutuhan Anda akan dana.
SUMBER
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar